Popular Post

Popular Posts

Posted by : Unknown Jumat, 21 Juni 2013

 Sejarah Dakwa Islam :



D
I


S
U
S
U
N

OLEH :NAMA : MUHAMMAD IRFAN SABRI
NIS  :  9991863053

Daftar Isi :

1.Kata Pengantar.................................................................………………….……:page  : 


2.Pendahuluan………….................................................................…………..........:page  : 

3.Sejarah Dakwah Islam………….................................................................….......:page  : 

4.tujuan dakwa islam………………….....................................................................:page  : 

5.Berdakwa secara sembunyi-sembunyi .....................................................................page  : 

6.berdakwa secara terang terangan…........................................................................:page  : 

7.seni dan sejarah dakwa islam………..................................................................…:page  : 

8.hambatan dan rintangan dakwa islam......................................................................:page  : 



 Kata Pengantar :


Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah Makala dengan tepat waktu.

Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Sejarah Dakwa Islam", yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari sejarah agama islam.
Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan para pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.




Pendahuluan :


Perkembangan dakwah islam di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan perkembangan yang pesat, baik itu yang terjadi di perkotaan maupun yang terjadi di pedesaan. Juga terjadi perkembangan dalam hal unsur-unsur dakwah, materi dakwah, sarana-sarana dakwah hingga objek dakwahnya sendiri. Dalam tataran praktis, perkembangan dalam praktek dakwah dapat dilihat dengan banyaknya partai politik yang menggunakan islam sebagai asasnya, berkurangnya kaum islam abangan dan meningkatnya pemahaman masyarakat akan ajaran islam yang sesungguhnya.

Hal ini memberikan implikasi terhadap perkembangan ilmu dakwah yang menjadi wadah bagi pengembangan ilmu dakwah itu sendiri. Karena ilmu dakwah mengikuti berbagai perkembangan praktek dakwah yang berkembang di masyarakat.

Saat ini, ilmu dakwah terbagi menjadi beberapa konsentrasi. Antara lain, Konsentrasi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Konsentrasi Jurnalistik Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Konsentrasi Manajemen Dakwah, Konsentrasi Pengembangan Masyarakat Islam, Konsentrasi Kesejahteraan Sosial.


B. Metode Keilmuan dan Implikasinya bagi Pengembangan Disiplin Ilmu Metode ilmiah dibangun dari cara berpikir deduktif dan induktif.


Dengan deduktif diharapkan mampu memberikan sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan berpikir induktif adalah untuk memberikan pembenaran empirik kepada pengetahuan yang telah dirasionalisasi oleh berpikir deduktif. Kedua hal ini sangat penting. Tanpa salah satu dari pemikiran tersebut, maka ilmu itu akan pincang. Metode ilmiah setelah pengetahuan diberikan penjelasan rasional / deduktif, sebelum teruji secara empirik / induktif semua penjelasan tersebut hanyalah bersifat sementara, penjelasan sementara ini biasa kita sebut dengan istilah hipotesis. Sebenarnya kita dapat mengajukan hipotesis sebanyak-banyaknya sesuai dengan hakikat rasionalisme yang bersifat pluralistik. Namun setelah dilakukan pengujian hipotesis pada akhirnya hanya satu hipotesis yang diterima, yaitu hipotesis yang didukung oleh fakta-fakta empirik. Oleh karena itu sering kali metode ilmiah dikenal sebagai proses logiko-hipotetiko-verifikatif, yang merupakan penggabungan antara berfikir secara deduksi dan induksi. Secara sederhana metode ilmiah dapat digambarkan dalam kalimat sederhana sebagai berikut ‘jelaskan pada saya lalu berikan buktinya!
 (Jujun S. Suriasumantri, 1984)

Sejarah Dakwa Islam :

Menurut JujunSuriasumantri, kerangka berfikir ilmiah logico-hipotetiko-verivikatif secara garis besar terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1.Perumusan masalah. Yang merupakan pertanyaan mengenai objek empirisme yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.

2.Penyusunan kerangka berfikir Dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara faktor yang saling terkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berfikir di susun secara rasional berdasar premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenaranya dengan memperhatikan faktor empirik yang relevan dengan permasalahan.

3.perumusan hipotesis Yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berfikri yang dikembangkan.

4.pengujian hipotesis Merupakan pengumpulan fakta-fakta relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak

5.Penarikan kesimpulan, Merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu di tolak atau diterima, sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima, begitu sebaliknya. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan.

C. Metode Pengembangan Ilmu dakwah

Setiap ilmu termasuk didalamnya ilmu dakwah memiliki segi statika dan segi dinamika. Drs. Soejono Soemargono dalam hal diatas menjelaskan: ………IlmuPengetahuan itu dikatakan mempunyai segi statikanya yang berupa suatu sistem tertentu yang terdiri dari pengetahuan-pengetahuan ilmiah. Sedangkan ditinjau dari segi dinamikanya ilmu pengetahuan itu merupakan suatu usaha berlangsung terus-menerus untuk mencapai kebenaran ilmiah dan kebahagiaan umat manusia. (Soejono Soemargono, 1983: 5).

Tentunya pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan yang terarah dan bermetodik artinya menggunakan metode penelitian ilmiah yang sudah ada, karena pengembangan ilmu hanya dapat dilakukan dengan penelitian baik melalui libraryresearch (riset kepustakaaan), maupun fieldresearch (riset lapangan/empiris).

Secara umum metode penyelidikan ilmiah dalam buku “filsafat ilmu pengetahuan” disebutkan dua metode yaitu:

1) Metode siklus empirik, yaitu cara-cara penanganan sesuatu objek ilmiah tertentu yang dialakukan dalam ruang-ruang tetutup, seperti dalam laboratorium-laboratorium, dalam kamar-kamar kerja ilmiah, dalam studio-studio ilmiah dan sebagainya.

2) Metode Linier, yaitu cara-cara penanganan sesuatu objek ilmiah tertentu yang terdapat dan dilakukan di alam terbuka, khususnya yang menyangkut perikehidupan atau tingkah laku manusia. (Soejono Soemargono 1983:5)

Dakwah adalah sesuatu suatu kegiatan penyampaian ajaran islam dari seseorang kapada orang lain yang berarti termasuk tingkah laku manusia sebagaimana yang diselidiki dengan metode linear diatas. Aktifitas dakwah seperti ini telah ada sejak berabad-abad yang lampau sampai sekarang. Sejak diturunkanyarosulullahdipermukaan bumi ini dakwah telah dilaksanakan dan itu berlangsung sampai sekarang dengan berbagai variasinya.

Dengan kenyataan diatas maka jika suatu penyelidikan mengenai dakwah dengan sekat problemmatikanyamenajdisuatu ilmu pengetahuan tentang dakwah atau dengan maksud mengembangkan ilmu tersebut maka penyelidikannya dapat dilakukan secara historis maupun secara empiris.

1) Penyelidikan Historis

Drs. S. Imam Asy’ari mengatakan bahwa metode sejarah (historika) itu adalah menganalisis kedudukan keadaan yang terdapat sekali berlalu dengan menyatakan kausalitas atau sebab-akibatnya. Meneliti peristiwa-peristiwa, proses-proses dan lembaga-lembaga peradaban manusia masa silam dengan tujuan untuk mendapatkan untuk gambaran yang tepat tentang kehidupan manusia waktu itu. Bentuk-bentuk sosial sekarang, kebiasaan-kebiasaan atau cara hidup kita mempunyai akar-akarnya di masa lalu, karena itu dasar cita tersebut dapat diterangkan dengan paling baik melacaknya kembali dari sumber-sumbernya. Yang menjadi sorotan utama adalah dalam penyelidikan historis dakwah ini adalah bentuk-bentuk dakwah yang telah dilaksanakan pada masa lampau terutama dakwah pada masa-masa Rasulullah, dakwah pada masa khulafaurrosyidin serta dakwah pada masa berikutnya baik di masa kejayaan islam maupun kemerosotannya. Dakwah islam yang ada sekarang ini mempunyai kaitan yang erat dengan dakwah islam pada masa-masa silam tersebut.

2) Penyelidikan empiris

Penelitian empiris ini ditujukan kepada segala bentuk aktifitas dakwah islam yang dilaksanakan pada saat ini dengan segala problematikanya. Data-data yang lengkap mengenai dakwah yang telah dipeorleh baik secara historis maupun secara empiris kemudian dianalisis sehingga menelorkan beberapa teori tentang dakwah yang dikembangkan lebih lanjut dalam ilmu dakwah. Segi-segi dakwah yang disoroti dalam penelitian ini adalah mengenai unsur-unsur yang mesti ada dalam setiap pelaksanakan dakwah yaitu mengenai subjek dakwah (da`i), penerima dakwah, isi dakwah, media dakwah, serta pengaruh yang ditimbulkanya terhadap sikap dan tingkah laku keagamaan individu dan masyarakat yang menerimanya (internalisasi nilai-nilai agama).penelitian secara historis dan empiris mengenai dakwah dengan unsur-unsurnya diatas sudah barang tentu memerlukan ilmu bantu antara lain penelitian,(metodologi riset) dan untuk mempermudah dan mempertajam analisisnya dapat dipakai ilmu sosial yang lain seperti sosiologi, antropologi, psikologi dan sebagainya yang disesuaikan dengan permasaalahan yang dikaji.

D. Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah Sejarah perkembangan ilmu dakwah mula-mula berawal dari fase tradisional ke fase ilmiah. Umtuk lebih jelasnya, berikut adalah fase-fasenya :

1) Fase Konvensional

Fase konvensional ialah fese ilmu dakwah masih berbentuk praktek-praktek dakwah yang disampaikan oleh para da’i kita, baik dari jaman Rasulullah SAW, para sahabat, tabi’in hingga jaman sekarang. Pada fase ini, ilmu dakwah belum terbentuk menjadi suatu ilmu. Istilah lain dari fase konvensional ialah fase tradisional.

2) Fase Sistematis

Pada fase sistematis inilah merupakan jembatan antara fase konvensional dan fase ilmiah. Pada fase ini ilmu dakwah sudah berbentuk seminar-seminar, mimbar, majelis ilmu hingga terbentuk penyusunan ilmu dakwah.

3) Fase Ilmiah

Pada fase ilmiah ini, ilmu dakwah sudah berbentuk kerangka ilmu dan sudah mempunyai syarat-syarat sebagai suatu ilmu, yaitu mempunyai metode di dalamnya, objektif dan sistematis.



 Sejarah Dakwa Islam :

Islam mewajibkan kepada seluruh umatnya untuk menuntut ilmu. Kewajiban menuntut ilmu bagi tiap muslim adalah fardu’ain. (H.R. Ibnu dan Baihaqi)
            Di Jazirah Arab khususnya Kota Mekah merupakan tempat di mana Allah mengutus seorang rasul-Nya yakni Nabi Muhammad saw., untuk melengkapi kebenaran risalahnya. Allah menurunkan wahyu-Nya yakni kitab suci Al-qur’an, sekaligus sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Di samping itu Allah juga menurunkan pula hadis-hadis sebagai penjelas dari alquran yang disampaikan melalui sumber hokum utama dalam islam. Alquran dan hadis ini pula yang menjadi acuann utama dalam ilmu pengetahuan.
A. Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan sampai Masa Abbasiyah
1.      Masa Nabi Muhammad saw dan Khulafaur Rasyidin
Dalam menyelesaikan setiap permasalahan umatnya, Rasulullah senantiasa berpedoman kepada Alquran. Apabila terdapat suatu permasalahan yang tidak dapat dijawab, biasanya beliau menangguhkannya untuk menunggu turunnya wahyu dari Allah awt.                                      
Setelah wafatnya Rasulullah saw para sahabat (Khulafaur Rasyidin) Rasulullah berperan menggatikan posisi beliau dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang tengah dihadapi umat islam. Permasalahan tersebut diantaranya:
1)      Munculnya orang-orang yang mengaku sebagai nabi
2)      Banyak orang-orang yang murtad
3)      Banyak yang tidak mau mengeluarkan zakat
Ijmak sahabat adalah keputusan dari musyawarah, setelah segala sesuatunya dikembalikan kedapaAlquran dan hadis Rasulullah saw.
Para Khulafaur Rasyidin tersebut ialah:
a.      Abu Bakar as Sidiq
b.      Umar bin Khattab
c.       Ali bin Abu Thalib
d.      Usman bin Affab
e.      Jaiz bin Tsabit






2.      Masa Tabiit dan Tabiin
Tabiit dan tabiin : masa setelah para Khulafaur Rasyidin.
      Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam ini berkembang pesat terutama pada masa Dinasti Bani Umayyah dan Dinasti Bani Abbasiyah.

B. Dinasti Bani Umayyah
Dinasti Bani Umayyah merupakan dinasti pertama dalam sejarah islam. DInasti Bani Umayyah diambil dari nama Umayyah, kakeknya Abu Sufyan bin Harb, atau nenek moyangnya Muawiyah bin AbiSufyan. Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh MuawiyabinAbiSufyan dengan pusat pemerintahannya berada di Damaskus dan berlangsung selama 90 tahun (41 – 132 H/ 661-750 M).                                                                                                                              Beberapa displin ilmu yang berkembang pada masa Dinasti Umayyah :
1.      Ilmu hadist
Yakni keberhasilan membukukan hadist. Sahabat yang paling banyak meriwayatkan adalah Aisyah dan Abu Hurairah. Salah satu khalifah pada masa Bani Umayyah yang sangat peduli terhadap pembukuan hadist adalah Umar bin Abdul Aziz.
2.      ilmu tafsir
dalam al-Qur’an sendiri ada dua jenis ayat, yakni
·         ayat muhkamat yang tafsirannya jelas
·         ayat mutasyabihat yang tafsirannya masih samar

Metode penafsiran:
·         bir ra’yi yaitu metode penafsiran dengan menggunakan aksi pikiran
·         bilma’sur yaitu dengan menggunakan ayat al-qur’an, hadist, perkataan sahabat, maupun dengan kitab-kitab Allah sebelum al-qur’an.
3.      Ilmu tasawuf
Secara bahasa tasawuf berarti suci, bersih, atau jernih. Seseorang yang menganut ajaran tasawuf biasa disebut sufi. Beberapa tokoh sufi yang terkenal pada masa Dinasti Bani Umayyah:
1)      Hasan al Basri di Irak
2)      Ibrahim bin Adham di Iran
3)      Sufyan as Sauri di Irak
4)      Said bin Musayyab di Madinah
4.      Ilmu fiqih
Bahasa : pemahaman.
Istilah   : sebuah pemahaman atas teks-teks al-qur’an dan hadits yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan dan dibuatkan suatu ketentuan hukumnya.
Salah satu  cara menetapkan hukum:
1)      Ijmak (kesepakatan para fukaha dalam menetapkan suatuhokum)
2)      Qiyas (menyamakan)
3)      Istihsan (melihat kebaikanya)

4)      Istinbat (menarik kesimpulan dari dalili-dalil yang ada)


B. DInasti Bani Abbasiyah

Diansti Bani Abbasiyahdiamnil dari nama alAbbas bin Abdul Muttalib, paman Nabi Muhammad saw. Pendirinya ialah Abdullah as Saffah bin Ali bin Abdullah bin alAbbas, yang lebih dikenal dengan sebutan AbulAbbas as SAffah. Dinasti Bani Abbasiyah berdiri kurang lebih 550 tahun sekitar tahun 132-656 / 750-1258 M. Pusat pemerintahannya di Kota Baghdad.
Tokoh pendiri DInasti Bani Abbasiyah :
·         AbulAbbas as Saffah
·         Abu Ja’faral Mansur
·         Ibrahim al Imam
·         Abu Muslim alKhurasani


Bani Abbasiyah memiliki khalifah sebanyak 37 orang. Masa pemerintahan para Khalifah:
·         AbulAbbas as Saffah – Khalifah Al WatsiqBillah (132-232 H/ 749-879 M) -> keemasan
·         Al Mutawakkil – alMu’tashim -> kemunduran, akibat serangan bangsa Mongol Tartar pimpinan KlulaguKhan pada tahun 656 H/ 1258 M.
Beberapa tokoh filsafat pada masa Dinasti Bani Abbasiyah :
·         Ibnu Sina
·         Al Kindi
·         Al Farabi
·         ArRazi
·         Ibnu Bajah

1.      Bidang astronomi/ perbintangan                                                                                                         Beberapa ulama yang ditunjuk khusus bekerja untuk kepentingan Negara, seperti alFarabi dan alFargani. Pada masa ini juga dikenal seorang astronom yang bernama alBiruni. Hasil karyanya yang bernama alQanun dan 113 buku lainnya.
2.       bidang kedokteran
            Seorang ahli kedokteran yang sangat terkenal adalah Yuhannah bin Musawaih dengan al ‘AsralMaqalatfial ‘Ain (tentang pengobatan penyakit mata). Selain Yahannah bin Musawaih, dikenal juga Abu Bakar arRazi, pemimpin para dokter di seluruh Baghdad. Beberapa karyanya yang sangat terkenal di antaranya Kitab Asrar, Kitab alManshuri,la JuwadiwaalHsbah, dan alHawing merupakan sebuah ensiklopedia tentang pengobatan dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1279 serta menjadi buku pegangan penting selama berabad-abad lamanya di Eropa.
Ahli kedokteran lainnya :
·     Ibnu Maimun
·   Abu alQasim
·   Tsabit bin Qurrah
·   Ibnu Bajjah
·   Ibnu Thufail
·   Muhammad atTamimi

3.      Bidang hadis
Tujuan dari pengkodifikasian ini adalah untuk memurnikan kembali hadis-hadis Rasulullah supaya dapat diterima dan dijadikan sebagai sumber hokum yang kedua setelah Alquran.
Beberapa ulama hadis yang terkenal pada masa itu:
·         Imam alBukhari, bukunya, Sahih Bukhari merupakan kumpulan hadis berkualifikasi sahihyang jumlahnya sekitar 7200 hadis
·         Abu Muslim alJajjaj yang berasal dari Nishapur, karyanya adalah Sahih Muslim, dapat dikatakan sebanding dengan Sahih Buhkari.
·         Abu Dawud      = al Kutub alSittah
·         Tirmizi             = al Kutub alSittah
·         Nasai               = al Kutub alSittah

4.      Bidang tafsir
Tafsir arra’yu
Daerah Berkembang: Basrah, Kufah, Khurasan
Faktor : Berkembangnya ilmu filsafat lebih banyak menggunakan logika.
Ulama penafsir:
·         ArRazi
·         AtTabari
·         Zamakhsyari
·         Abu Bakar alMunziranNizaburi
·         Abu Syaikh bin Haitam
·         Al Hakim
5.      Bidang fiqih
Di antara kebanggan zaman pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah yang pertama adalah terdapatnya 4 imam mazhab fiqih, diantarnya:
·         Imam Abu Hanifah
·         Imam Malik
·         Imam Syafi’I dan Imam Ahmad bin Hanbal



6.      Bidang tasawuf
Tokoh-tokoh tasawuf : Hasan Basri, Malik bin Dirar, Sofyan Sauri, Tawus, dan Rabi’ahAdwiyah.

 Sejarah Dakwa Islam Rasulullah SAW :


Tujuan dakwah islam Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dawkah Islam Nabi Muhammad
Sejarah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:

Dakwa secara sembunyi-sembunyi Selama 3-4 tahun :



Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).


Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
۞    Abdul Amar dari Bani Zuhrah
۞    Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
۞    Utsman bin Affan
۞    Zubair bin Awam
۞    Sa’ad bin Abu Waqqas
۞    Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).

Dakwa secara terang terangan :



Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:

Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).
Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
۞    Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
۞    Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.

۞    Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertama


tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.

Seni Dan Sejarah Dakwa Islam Rasulullah SAW :

Ada beberapa seni dan sejarah dakwah islam rasulullah saw, yang bisa kita ambil hikmah dan suri tauladan beliau, di antaranya sebagai berikut :

Kisah 1 :
Satu hari baginda bawa Sayidina Umar. Rasulullah tahu Umar ini siapa. Umar ini berani, jiwa kuat, sebelum masuk Islam sudah pernah bunuh orang.
Satu hari Baginda mengajak Umar pergi tengah padang pasir, Rasulullah bawa ke satu lembah, wadi. Di situ ada bangkai unta, kuda, kambing, kepala manusia pun ada, tengkorak manusia pun ada.
Rasulullah kata, “Hai Umar apa kau lihat di sini, ini tempat busuk, bangkai binatang ada, manusia pun ada. Dulu mana ada undang bunuh, tangkap, bicara mana ada, bunuh campak sahaja”.
Bila Sayidina Umar lihat ada bangkai binatang dan manusia di situ, dia berkata pada Rasulullah,
“Ini bangkai wahai Rasulullah, campur antara bangkai manusia dan binatang”.
Rasulullah jawab, “inilah hakikat dunia, orang buru dunia senasib dengan yang kena buru”.
Ini seni. Mana ada tok guru yang ajar begini, kalau di masjid tok guru sekadar bersyarah, mana ada tok guru bawa murid lihat bangkai dan bersyarah depan bangkai tentang dunia?



Kisah 2 :
Berlaku juga di zaman Rasululah, orang-orang badwi yang baru peluk Islam, orang badwi ini tidak faham adab, tidak bertamaddun, walaupun dia masuk Islam tapi banyak lagi yg dia tidak faham. Satu hari dia berada di masjid, dia kencing dalam masjid. Rasulullah ada sahabat-sahabat pun ada. Walaupun badwi itu juga seorang sahabat tapi dia baru dididik.
Sahabat-sahabat yang lain apabila melihat keadaan itu naik berang juga, sedangkan wahyu belum sempurna, sahabat ikut apa yg turun waktu itu. Banyak yang mereka tidak tahu lagi, sebab itu ada sahabat yang marah, sahabat nak bertindak. Tapi Rasulullah kata, “Tidak apa, biarkan“. Kemudian Rasulullah yang cuci najis, buang, basuh, semua.
Itukan seni. Rasulullah SAW tidak marah, jadi sahabat-sahabat lain yang menyaksikan perbuatan Rasulullah itu rasa malu. Rasulullah bukan sahaja tidak marah malah tolong basuhkan pula.
Sahabat-sahabat lain pun terdidik sama dan yang terkencing itu pun turut insaf. Rasulullah tidak marah, dia basuh. Jadi kedua-duanya terdidik. Sahabat menjadi tahu teknik berdakwah, yang terkencing itu insaf.
Sebenarnya Islam itu seni, kalau tidak seni orang tidakkan boleh ikut.
Kisah 3 :
Satu hari Rasulullah bawa duit 2 dirham, baginda ke pasar. Di tengah jalan jumpa budak sedang menangis, rupanya dia adalah hamba pada seorang perempuan. Bila lihat budak itu menangis Rasulullah tanya mengapa.
Budak itu jawab, “Saya dibekalkan oleh tuan saya duit 2 dirham nak beli sesuatu, tapi duit itu dah hilang, itu yang saya takut. Biasanya kalau saya salah kena pukullah”.
Bila mendengarnya Rasulullah pun terus bagi duit pada budak itu. Setelah selesai membeli belah budak itupun balik, di tepi jalan Rasulullah jumpa lagi budak itu menangis lagi.
Lalu Rasullah bertanya, “Mengapa menangis? Bukankah saya sudah beri duit?”
Budak itu menjawab, “Tadi saya menangis kerana hilang duit, yang menangis kali ini kerana saya terlewat nak balik, biasanya kena marahlah”.
Lalu Rasullah berkata, “Kalau begitu tak apalah, saya hantar”.
Lalu Rasulullah pun hantarlah. Bila tuan dia tengok Rasulullah, dia pun malulah hendak marah pada hambanya.
Itulah contoh seni di dalam berdakwah yang dibawa panduan oleh Rasulullah SAW.



Hambatan Dan Rintangan Dakwa Islam Nabi Muhammad SAW :

Hambatan dan rintangan dakwah islam rasulullah sangatlah berat, baik tergambarkan dalam ayat-ayat alquran maupun dalam beberapa hadist beliau :
Salah seorang tokoh masyarakat Quraisy yang selalu menghalangi gerakan dakwah Nabi Muhammad saw. adalah Abu Lahab. Ia mulai menghasut masyarakat Arab Quraisy supaya membenci Nabi Muhammad saw. dan Islam. Bahkan Abu Thalib, paman Nabi yang memelihara dan mengasuhnya sejak kecil juga dihasut untuk melarang Nabi Muhammad saw. agar tidak menyebarkan ajaran Islam. Ia mendapat ancaman dan dipaksa untuk memenuhi keinginan masyarakat Quraisy tersebut.

Pada suatu ketika, Abu Thalib membujuk Nabi Muhammad saw. agar bersedia menghentikan kegiatan dakwahnya karena banyak tokoh masyarakat kafir Quraisy yang mengancamnya bila ia tidak berhasil membujuk Nabi Muhammad saw. untuk menghentikan dakwahnya. Namun permohonan pamannya itu tidak dikabulkan, bahkan ia berkata tegas: “Wahai pamanku, demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di sebelah kananku, dan bulan di sebelah kiriku supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan mau berhenti berdakwah sampai Allah memberiku kemenangan atau aku binasa dalam perjuangan.”
Mendengar perkataan dan tekad bulat Nabi Muhammad saw. untuk terus berjuang, Abu Thalib tidak bisa berbuat banyak kecuali menyerahkan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad saw. Hanya saja ia berpesan agar waspada dalam menyebarkan dakwah Islam dan berusaha menghindari ancaman masyarakat Quraisy.
Orang-orang kafir Quraisy tidak berani berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad saw. untuk memintanya agar meninggalkan kegiatan dakwah karena mereka masih memandang posisi sosial pamannya, yaitu Abu Thalib. Tetapi mereka berani mengambil tindakan terhadap keluarga dan para sahabat Nabi.

Melihat usaha pendekatan Abu Thalib gagal dan agama Islam terus memperoleh pengikut, Abu Jahal dan Abu Sufyan mendatangi Abu Thalib kembali sambil mengancam. Mereka berkata: “Hai Abu Thalib, kamu sudah tua, kamu harus mampu menjaga dirimu jangan membela Muhammad. Kalau hal itu dilakukan terus maka keluarga kita akan pecah.” Tetapi ancaman itu juga tidak berhasil. Hal itu disebabkan karena tekad kuat Nabi Muhammad saw. sudah bulat untuk terus melaksanakan dakwah Islam kepada masyarakat Mekkah meskipun ia harus bertaruh nyawa.
Hambatan dan Rintangan Dakwah Nabi Muhammad saw.
Illustration from image google

Gagal melakukan pendekatan melalui jalur kekeluargaan, akhirnya pemimpin masyarakat Quraisy lainnya menjumpai Abu Thalib untuk membujuknya agar bisa menghentikan dakwah kemenakannya itu. Kali ini bukan ancaman yang diberikan, melainkan tawaran. Ia menawarkan seorang pemuda tampan bernama Amrah Ibnu Walid yang usianya sebaya dengan Nabi Muhammad saw. Lalu mereka berkata: “Hai Abu Thalib, Muhammad saya tukarkan dengan pemuda ini. Peliharalah orang ini dan serahkan Muhammad kepada kami untuk kami bunuh.”
Mendengar ancaman dan tekanan itu, Abu Thalib menjawab dengan suara lantang: “Hai orang kasar, silakan dan berbuatlah sesukamu. Aku tidak takut!” Kemudian Abu Thalib mengundang keluarga Bani Hasyim untuk meminta bantuan dan menjaga Muhammad saw. dari ancaman dan penganiayaan kafir Quraisy.
Setelah gagal melakukan tekanan kepada Nabi Muhammad saw. dan Abu Thalib, pemimpin Quraisy mengutus Uthbah Ibnu Rabi’ah untuk membujuk Nabi Muhammad saw. agar menghentikan dakwahnya. Untuk itu, ia menawarkan beberapa pilihan kepada Nabi Muhammad saw. Lalu ia berkata: “Hai Muhammad, bila kamu menginginkan harta kekayaan, saya sanggup menyediakan untukmu. Bila kamu menginginkan pangkat yang tinggi, saya sanggup mengangkatmu menjadi raja, dan bila kamu menginginkan wanita cantik, saya sanggup mencarikannya untukmu. Tetapi dengan syarat kamu mau menghentikan kegiatan dakwah islam-mu.”




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Muhammad_irfan_sabri. Diberdayakan oleh Blogger.

web stats

About Me

Followers

Catatan Met Surfing

+===+Met_Surfing_Di_Blogku+===+

Make Menu

CCTV sudut

WidgetBlog Rangga

4

Gelembung Bar

Tab bar Facebook, Twitter, Dll

2

1

Blogger templates

- Copyright © Irfan_Einzelgänger - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -