SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan petunjuknya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai REPRODUKSI KATAK. Makalah ini disusun mengacu pada buku-buku yang terkait dengan reproduksi hewan dan lainnya.makhluk hidup melakukan reproduksi dengan tujuan untuk memperoleh keturunan baru dan melestarikan hidupnya atau keturunanya agar tidak punah, reproduksi tersebut tidak hanya terjadi pada manusia, melainkan terjadi pada hewan maupun pada tumbuhan.Perkembangbiakan pada manusia itu sendiri berfungsi untuk menciptakan manusia individu baru dan memperbanyak keturunan guna meneruskan dan mewariskan sifat dari induknya.
Proses perkembangbiakan ini biasa kita kenal dengan istilah “reproduksi”. Reproduksi ini dapat terjadi melalui dua cara yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi seksual adalah proses penciptaan individu baru atau keturunan melalui peleburan gamet haploid untuk membentuk zigot(telor yang dibuahi), yang diploid. Yang membutuhkan kerjasama antara gamet jantan (spermatozoa) dan gamet betina (ovum), yang akan menghasilkan dan meningkatkan keragaman genetik diantara keturunan dengan membangkitkan kombinasi unik gen yang diwariskan dari kedua induknya. Sedangkan reproduksi aseksual yaitu penciptaan individu baru yang semua gennya berasal dari satu induk tanpa peleburan telur dan sperma. Namun reproduksi aseksual pada hewan ini lebih jarang terjadi daripada tumbuhan.
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang reproduksi pada amfibi . Di dalam makalah ini terdapat bagaimana proses perkembangbiakan itu terjadi, bagaimana fase- fsenya, dll. Oleh karena itu, saya membuat makalah ini dengan judul “SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN”
1. Mendeskripsikan struktur anatomi testis ikan, katak, kadal, merpati, dan marmot.
2. menyebutkan saluran reproduksi jantan pada ikan, katak, kadal, merpati, dan marmot.
3. membuat skema lintasan sperma dari testis keluar tubuh.
4. mendeskripsikan organ kopulatoris untuk hewan yang melakukan fertilisasi internal.
5. mendeskripsikan kelenjar seks asesori pada mamlia jantan.
6. Mendeskripsikan struktur anatomi ovarium ikan, katak, kadal, merpati, dan marmot
7. Menyebutkan saluran reproduksi betina pada ikan, katak, kadal, merpati, dan marmot
8. Mendeskripsikan organ reproduksi eksternal mamalia betina.
Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran rreproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan sdaluran reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Tenzer, 2003:19)
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik padda umumnya melakukan fertilisasid\ di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna). (Pratiwi,1996:101).
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi interna dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina.
Untuk mempertahankan jenisnya maka, suatu organnisme akan melakukan perkembangbiakan. Sistem yang berperan dalam perkembangbiakan hewan adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi pada vertebrata adalah sistem reproduksi seksual. Secara umum sistem reproduksi pada vertebrata terdiri atas kelenjar kelamin (gonad), saluran reproduksi, dan kelenjar seks aksesori (pada mamalia). Hewan-hewan yang melakuakan vertilisasi secara internal, yang jantan memiliki organ kopulatoris yang berfungsi untuk menyalurkan sperma dari organisme jantan ke saluran reproduksi betina.
Organ utama penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan, gonadnya berupa testis sedangkan pada yang betina disebut ovarium. Gonad berfungsi sebagai penghasil sel kelamin (sel gamet). Gamet jantan disebut spermatozoa sedang yang betina sel telur (ovum).
Perbandingan Sistem Reproduksi pada Vertebrata
1. Pisces
· Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.
b. Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Baian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
· Sistem Genitalia Betina
a. Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
b. Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi)
2. Amphibi
· Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
· Sistem Genitalia Betina
a. Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
b. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi Anatomi Hewan).
3. Reptil
· Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
· Sistem Genitalia Betina
a. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).
4. Aves
· Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimisyang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
· Sistem Genitalia Betina
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).
5. Mamalia
· Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktud deferen, dan vesikula seminalis.
· Sistem Genitalia Betina
a. Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis.
b. Saluran reproduksi
Pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vvagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom.
Ada 4 macam tipe uterus:
o Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.
o Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang.
o Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang.
o Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.
Kelenjar seks asesori Jantan
v Vesika Seminalis
Berupa sepasang kantong yang dindingnya berkelok-kelok, salurannya bermuara setelah bagian ampuladuktus deferen. Sekretnya berfungsi sebagai sumber energi bagi sperma serta menetralkan sifat asam vagina.
v Kelenjar Prostat
Pada mamalia merupakan kelenjar tunggal, terletak di bagian inferior kantong urin, mengelilingi uretra prostetik.
v Kelenjar Cowper
Pada manusia berjumlah sepasang, ukurannya kecil, bentuknya menyerupia kacang polong, terletak di bawahnya kelenjar prostat.
Organ Kopulatoris (Jantan)
1. Pisces
Organ kopulatoris merupakan modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmoranchi akan termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk gonopodium.
2. Amphibi
Tidak memiliki organ kopulatoris jarena fertilisasinya terjadi secara eksternal.
3. Reptil
Semua reptil selain spenodon memilikiorgan kopulatoris, ular dan kadal mempunyai hemi penis, sedangkan pada buaya penis.
4. Aves
Berupa penis yang serupa dengan penis pada kura-kura maupun buaya.
5. Mamalia
Pada monotremata mirip dengan yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis terletak di sebelah anterior skrotum.
Organ Reproduksi Interna (Betina)
Vulva pada primata terdapat dua lapisan kulit, yaitu labia minora yang terletak di tepi vestibulumyang terbuka. Pada kera dan manusia terdapat labia mayora. Di bagian dinding ventral dari vestibula terdapat klitoris yang homolog dengan penis. Di kedua sisi vesti bulum terdapat kelenjar seks asesori yaitu kelenjar Bartholin.
Kelenjar Susu (Betina)
Kelenjar susu hanya terdapat pada mamalia. Kelenjar susu merupakan modifikasi dari kelenjar keringat. Perkembangannya dikontrol oleh hormon estrogen dan progesterone. Produksi susu dirangsang oleh hormon prolaktin, sedangkan pengeluaran susu dirangsang oleh hormon oksitosin.
Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Ingat rantai makanan? Bayangkanlah salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban.
Ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air. Cara reproduksi ini dikenal sebagai oviparus, yaitu telur dibuahi dan berkembang di luar tubuh ikan. Ikan terkenal sebagai mahluk yang mempunyai potensi fekunditas yang tinggi dimana kebanyakan jenis ikan yang merupakan penghasil telur beribu-ribu bahkan berjuta-juta tiap tahun. Apabila alam tidak mengaturnya maka dunia akan sangat padat dengan ikan.
Cara reproduksi ikan yang ada antara lain :
1. Ovipar, sel telur dan sel sperma bertemu di luar tubuh dan embrio ikan berkembang di luar tubuh sang induk. Contoh : ikan pada umumnya
2. Vivipar, kandungan kuning telur sangat sedikit, perkembangan embrio ditentukan oleh hubungannya dengan placenta, dan anak ikan menyerupai induk dewasa.
3. Ovovivipar, sel telur cukup banyak mempunyai kuning telur, Embrio berkembang di dalam tubuh ikan induk betina, dan anak ikan menyerupai induk dewasa. Contoh : ikan-ikan livebearers
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan seksual ikan antara lain spesies, ukuran, dan umur. Secara umum ikan-ikan yang mempunyai ukuran maksimum kecil dan jangka waktu hidup yang relatif pendek, akan mencapai kematangan kematangan seksual lebih cepat dibandingkan ikan yang mempunyai ukuran maksimum lebih besar.
Ada berbagai cara yang sudah dilakukan oleh orang-orang perikanan yang bekerja di bidang akuaultur. Adanya pemijahan buatan dapat mempercepat produksi ikan di sebuah tambak atau hatchery. Hal ini dilakukan untuk mengejar target pasar agar kebutuhan konsumen terpenuhi. Dengan cara menyuntikan hormon untuk mematangkan sel telur. Sehingga kita dapat mengawinkan ikan sesuai kebutuhan yang kita inginkan.
1. Perkembangan Gamet Jantan Pada Ikan
Alat kelamin jantan meliputi kelenjar kelamin dan saluran-salurannya. Kelenjar kelamin jantan disebut testis. Pembungkus testikular yang mengelilingi testis, secara luas menghubungkan jaringan-jaringan testis, membentuk batasan-batasan lobular yang mengelilingi germinal epithelium. Spermatozoa dihasilkan dalam lobule yang dikelilingi sel-sel sertoli yang mempunyai fungsi nutritif.
Saluran sperma terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berbatasan dengan testis, berguna untuk membuka lobule (juxta-testicular part) dan bagian lainnya adalah saluran sederhana yang menghubungkan bagian posterior testis ke genital papilla. Pada beberapa ikan, misalnya ikan salmon, tidak memiliki kantung seminal, tetapi pada bagian luar saluran sperma terdapat sel-sel yang berfungsi mengatur komposisi ion-ion cairan seminal dan mensekresi hormon.
2. Perkembangan Gamet Betina Pada Ikan
Perkembangan gamet betina atau disebut juga oogenesis terjadi di dalam ovarium. Oogenesis diawali dengan perkembangbiakan oogonium beberapa kali melalui pembelahan mitosis, untuk memasuki tahap oosit primer. Selanjutnya terjadi pembelahan meiosis I, membentuk oosit sekunder dan polar body I melalui proses meiosis II oosit sekunder membelah menjadi oosit dan polar body II.
Oogenesis adalah proses kompleks yang secara keseluruhan merupakan pengumpulan kuning telur. Secara substansial, kuning telur terdiri atas tiga bentuk yaitu : kantung kuning telur (yolk vesicle), butiran kuning telur (yolk globule) dan tetesan minyak (oil droplet). Kantung kuning telur berisi glikoprotein dan pada perkembangan selanjutnya, menjadi kortikal alveoli. Butir-butir kuning telur terdiri atas lipoprotein, karbohidrat dan karoten. Oil droplet secara umum terdiri atas gliserol dan sejumlah kecil kolesterol.
3. Pembuahan (Fertilisasi) Pada Ikan
Pembuahan adalah bersatunya oosit (telur) dengan sperma membentuk zigot. Pada proses pembuahan ini terjadi percampuran inti sel telur dan inti sperma. Kedua inti ini masing-masing mengandung gen (pembawa sifat keturunan) sebanyak satu sel (haploid).
Hanya satu sperma yang dibutuhkan untuk membuahi satu sel telur (monosperm). Meskipun berjuta-juta spermatozoa dikeluarkan pada saat pemijahan dan menempel pada sel telur tetapi hanya satu yang dapat melewati mikrofil, satu-satunya lubang masuk spermatozoa pada sel telur. Kepala spermatozoa menerobos mikrofil dan bersatu dengan inti sel telur, sedangkan ekornya tertinggal pada saluran mikrofil tersebut dan berfungsi sebagai sumbat untuk mencegah spermatozoa yang lain masuk.
Cara lain yang digunakan sel telur mencegah sperma lain masuk adalah terjadinya reaksi kortikal mikrofil menjadi lebih sempit dan spermatozoa yang bertumpuk pada saluran mikrofil terdorong keluar. Reaksi korteks juga berfungsi membersihkan korion dari spermatozoa yang melekat karena akan mengganggu proses pernafasan zigot yang sedang berkembang.
Ada beberapa hal yang mendukung berlangsungnya pembuahan yaitu spermatozoa yang tadinya tidak bergerak dalam cairan plasmanya, akan bergerak setelah bersentuhan dengan air dan dengan bantuan ekornya, bergerak ke arah telur. Selain itu, telur mengeluarkan zat gimnogamon yang berperan menarik spermatozoa ke arahnya.
4. Pemijahan (Ovulasi) Ikan
Persiapan tempat pemijahan
Sebagian besar ikan memerlukan jenis substrat tertentu sebagai sarang untuk tempat pemijahan. Tempat pemijahan dapat berupa cekungan, batu-batuan, vegetasi, lumpur, sarang busa dan sebagainya Keberhasilan proses pemijahan berhubungan erat dengan keberadaan substrat. Jika substrat yang sesuai tidak ditemukan, maka proses pemijahan akan mengalami kegagalan atau penundaan.
Ikan Nocomis sp., Semotilus sp. dan Exoglossum sp. biasanya membuat sarang dengan membuat timbunan kerikil, telur diletakkan di sela-sela kerikil kemudian ditimbun lagi dengan kerikil baru. Kemudian sarang akan dijaga oleh ikan jantan. Ikan sepat (Trichogaster pectoralis) dan ikan cupang (Betta imbilis) membuat sarang busa sebelum memijah. Pemijahan berlangsung di bawah sarang busa, kemudian telur-telur yang diserakkan diletakkan diantara sarang busa. Ikan jantan akan menjaga telur-telur tersebut sampai menetas.
5. Kebutuhan Lingkungan untuk Memijah (trigger) Ikan
Pemijahan ikan dipengaruhi oleh faktor eksternal (eksogenous) dan internal (endogenous). Kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap pematangan gonad akhir dan ovulasi oosit. Faktor eksternal yang mempengaruhi reproduksi yaitu pendorong dan penghambat hormone gonadotropin, gonadotropin pra ovulasi dan respon ovarium terhadap GtH. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pemijahani adalah photo periode, suhu, substrat untuk pemijahan dan hubungan dengan individu lain.
Pada sebagian besar ikan teleostei, adanya perbedaan antara factor eksternal dan internal akan mendorong ikan melakukan strategi reproduksi tertentu. Fuktuasi kondisi lingkungan dapat mempengaruhi aktifitas neuroendokrin dan endokrin. Sementara itu neuroendokrin dan endokrin berperan penting dalam merangsang pematangan akhir oosit dirangsang.
Pada banyak kasus reproduksi ikan, sering ditemukan bahwa proses ovulasi ikan tidak dapat berlangsung, meskipun proses vitellogenesis sudah sempurna. Keberhasilan proses ovulasi ditentukan oleh mekanisme fisiologi, proses metabolisme dan kesesuaian dengan faktor eksternal (kehadiran pejantan, substrat untuk pemijahan, rendahnya ancaman predator dan sebagainya). Namun demikian informasi tentang peran factor eksternal dalam proses reproduksi masih sangat terbatas. Menurut Stacey (1984), beberapa faktor eksternal yang berperan penting bagi keberhasilan proses reproduksi adalah:
1. Photo periode
Proses ovulasi pada beberapa ikan teleostei menunjukkan hubungan yang erat dengan photoperiod. Ikan Oryzias latipes, perbedaan perlakuan photoperiod menunjukkan tingkat GtH yang berbeda, kadar GtH dalam darah meningkat pada photoperiod yang berubah-ubah (dari terang ke gelap dan sebaliknya). Tetapi pada penerangan yang konstan (selalu terang atau gelap selalu) kadar GtH dalam darah cenderung berfluktuasi. Photoperiod diduga berpengaruh secara langsung terhadap mekanisme saraf yang menentukan waktu pemijahan bagi ikan laut.
Ikan cyprinidae yang hidup di daerah subtropik seperti Notemigonus crysoleucas, Carassius auratus, Gila cypha dan Couesius plumbeus biasanya memijah pada akhir musim semi dan awal musim panas. Proses gametogenesis disesuaikan dengan suhu dan photo periode. Pada musim dingin gametogenesis berlangsung lambat, kemudian semakin meningkat pada musim panas dan mencapai tahap perkembangan sempurna pada musim semi.
Ikan Perca fluviatilis yang dipelihara pada laboratorium dengan photo periode 24 jam menunjukkan kematian yang lebih tinggi 7,4% dibandingkan dengan photo periode 12 jam dan 18 jam (masing-masing 3,2% dan 3,3%). Selanjutnya dikatakan bahwa pada photo periode yang lebih lama perkembangan gonad akan terhambat (terutama ikan jantan).
2. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap berbagai fungsi sistem reproduksi ikan teleostei, termasuk laju sekresi dan pembersihan GnRH, pengikatan GtH oleh gonad, siklus harian GtH, sintesis dan katabolisme steroid, serta stimulasi GtH. Perubahan suhu yang terlalu tinggi dapat menjadi trigger tingkah laku pemijahan ikan. Suhu juga berpengaruh langsung dalam menstimulasi endokrin yang mendorong terjadinya ovulasi.
Siklus reproduksi musiman pada ikan tropis cenderung dipengaruhi oleh adanya hujan, bukan oleh suhu. Pada musim hujan akan banyak ditemukan daerah genangan air seperti rawa banjiran yang berfungsi sebagai tempat pemijahan dan daerah asuhan larva. Beberapa ikan tropis (seperti: mormyridae, cyprinidae), pada musim hujan akan melakukan migrasi ke hulu sungai dan rawa banjiran untuk memijah.
Suhu juga berperan penting dalam reproduksi ikan Smallmouth Bass, suhu mempengaruhi waktu pemijahan, pematangan gonad dan keberhasilan pemijahan. Pada ikan ini fluktuasi suhu mempengaruhi tempat pembuatan sarang, jumlah telur yang menetas dan tingkah laku menjaga anaknya. Suhu yang tidak stabil mendorong induk ikan Smallmouth Bass melakukan penjagaan terhadap anak-anaknya yang baru menetas.
Pada ikan Medaka (Oryzias latipes) lama waktu sintesis DNA tahap dini dalam leptotene spermatocyte sampai spermatid tahap awal pada suhu 25°C adalah 5 hari, sedangkan pada suhu 15°C memerlukan waktu 12 hari. Lama perkembangan spermatid awal sampai spermatozoa adalah 7 hari (pada suhu 25°C) dan 8 hari (pada suhu 15°C). Pada ikan Guppy lama waktu perkembangan leptotene tahap awal menjadi spermatozoa adalah 125 hari pada suhu 25°C, sedangkan Poecillia shenops lama waktu perkembangan leptotene tahap awal menjadi spermatozoa pada suhu yang sama adalah 125 hari . Suhu lingkungan yang tinggi cukup menjadi trigger dalam pematangan seksual ikan Brachyhypopomus pinnicaudatus yang hidup di daerah subtropik.
Proses vitellogeneis pada ikan Goldfish yang dipelihara pada suhu kurang dari 14°C , tetapi tidak terjadi ovulasi. Ovulasi berlangsung dalam waktu sehari setelah suhu ditingkatkan menjadi 20°C. peningkatan suhu air juga dapat mempercepat vitellogenesis ikan Tinca tinca yang dipelihara pada kolam terbuka.
3. Substrat pemijahan
Mekanisme pengaturan ovulasi dipengaruhi oleh kebutuhan ikan terhadap jenis substrat tertentu. Jika substrat yang sesuai belum ditemukan, maka ovulasi tidak akan terjadi. Fenomena ini dapat dilihat pada ikan-ikan yang tempat pemijahannya memerlukan jenis substrat tertentu.
Ikan Goldfish akan memijah dengan baik jika menemukan vegetasi untuk menempelkan telurnya, jika ditemukan vegetasi maka ovulasi akan terhambat. Stimulasi proses pemijahan beberapa spesies ikan dapat dilakukan dengan pemberian “petrichor”, yaitu campuran berbagai bahan organik yang telah dikeringkan. tanaman air dan akar pohon yang terendam air serin digunakan sebagai subtrat untuk menempelkan telur oleh ikan Ikan Sumatra (Capoeta tetrazona) betina. Pada saat pemijahan berlangsung, ikan jantan akan menempelkan sirip perutnya ke tubuh ikan betina, sehingga sperma dan telur terlepas kemudian menempel pada substrat.
4. Ketersediaan makanan
Komposisi protein merupakan faktor esensial yang dibutuhkan ikan untuk pematangan gonad. menyatakan bahwa kadar protein 45% baik bagi perkembangan gonad ikan Kakap Merah, sedangkan kadar protein 36% baik bagi ikan Trout Lembayung.
Lemak adalah komponen pakan kedua setelah protein, pakan induk yang kekurangan asam lemak esensial akan menghasilkan laju pematangan gonad yang rendah. Tetapi proporsi lemak yang relatif rendah dengan Ω3-HUFA tinggi dapat meningkatkan kematangan gonad. Kadar HUFA yang baik bagi ikan Clarias batrachus adalah Ω6 sebanyak 0,26% dan Ω3 sebanyak 1,68% yang terkandung dalam kadar lemak rata-rata 5,87 g/100g bobot kering pakan.
Selanjutnya dikatakan bahwa komposisi karbohidrat pakan induk ikan lele adalah serat kasar 3,19%-5,83% dan kadar abu 5,02%-6,15%. Mineral yang penting bagi pematangan gonad adalah phospor (P), seng (Zn), dan mangan (Mn) Sedangkan vitamin E berperan penting dalam pematangan gonad. Kandungan vitamin E dalam pakan sebesar 24,5 IU/g pakan menunjukkan hasil terbaik bagi pematangan gonad ikan Ekor kuning.
5. Faktor sosial (hubungan antar individu)
Interaksi antar individu dapat mempengaruhi tingkah lau reproduksi dan fertilitas. Salah satu spesies chichlid Haplochromis burtoni, interaksi antara ikan jantan mempengaruhi fungsi gonad. Mekanisme ini diatur oleh otak melalui saraf yang mengatur pelepasan GnRH sesuai dengan status sosial ikan jantan. GnRH dikirim oleh saraf hyphotalamus ke pituitary yang mengatur proses reproduksi melalui pelepasan pituitary gonadotropin yang mengatur fungsi gonad Stimuli yang bersifat visual dan kimia dari individu lain dapat meningkatkan frekuensi pemijahan. Stimuli ini mendorong perkembangan ovarium tetapi tidak mempengaruhi ovulasi secara langsung.
Pada ikan sepat (Trichogaster pectoralis), aktifitas ikan jantan yang sedang membuat sarang dapat mempercepat ovulasi. Pada beberapa spesies ikan, ovulasi akan terhambat jika kepadatan ikan pada suatu perairan sangat tinggi.
6. Salinitas
Pada ikan Black Bream (Acanthopagrus butcheri) salinitas tidak berpengaruh terhadap pematangan gonad ikan jantan maupun betina. Tingkat plasma steroid ikan betina tidak terpengaruh oleh salinitas, tetapi pada ikan jantan yang dipelihara salinitas 35‰ daripada salinitas 5‰ pada bulan September, plasma 17,20b-dihydroxy-4-progestero-3-one 17,20bP dan 11-ketotestosterone menunjukkan peningkatan.
6. Pola pemijahan (reproduksi) Beberapa Jenis ikan
Tingkah laku dan proses reproduksi pada ikan merupakan hal yang sangat menarik untuk dipelajari. Kami telas membuat ringkasan tentang pemijahan (perkawinan) ikan berdasarkan jumlah pemijahan dalam satu tahun, pemilihan pasangan, jenis kelamin, pembuatan dan tipe sarang, serta pemeliharaan anak dan lainnya. Tentu saja mekanisme pemijahan pada ikan tidaklah sederhana, tetapi dipengaruhi banyak faktor baik internal maupun eksternal. Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman kita tentang pemijahan ikan.
A. Kesempatan melakukan pemijahan
- Semelparous (memijah sekali kemudian mati)
contoh: lampreys, river eels (sidat/pelus), some knifefish (ikan pisau-pisau)
- Iteroparous (memijah beberapa kali sepanjang hidupnya)
1. Memijah sepanjang tahun, pemijahan hanya dilakukan sekali setiap tahun, tetapi dengan masa pemijahan yang panjang. Pematangan telur tidak terjadi secara bersamaan, sehingga telur yang dikeluarkan dan menetas pun tdak bersamaan. contoh: ikan-ikan rivulines
2. Pemijahan dilakukan beberapa kali dalam satu tahun. contoh: sebagian besar ikan asuk dalam kategori ini (elasmobranch (ikan bertulang rawan), lungfishes (ikan berparu-paru), perciforms, Betta spp. (ikan adu).
B. Pasangan dalam pemijahan
* */Promiscuous/*: ikan jantan dan betina masing-masing memiliki beberapa pasangan dalam satu musim pemijahan. Jadi ikan jantan akan membuahi beberapa ikan betina dan ikan betina akan dibuahi oleh beberapa pejantan, semacam “swinger”. contoh: herring, livebearers, sticklebacks, surgeonfish
* */Polygamous Polygyny/*: ikan jantan memiliki beberapa pasangan dalam satu musim pemijahan. contoh: sebagian besar jenis chichlids (mujahir), serranidae, angelfish (maanvis), gurami.
* /*Polyandry */: ikan betina memiliki beberapa pasangan dalam satu musim pemijahan. contoh: anemone fishes (ingat anemone).
* /*Monogamy*/ : ikan memijah dengan pasangan yang sama selama beberapa periode pemijahan contoh: serranus (jenis beronang), beberpa jenis cichlid (misalnya ikan Oscar), jawfish, hamlets
C. Jenis kelamin
* */Gonochoristic/* : jenis kelamin jelas dan tidak berubah ketika ikan sudah matang kelamin) contoh: sebagian besar ikan masuk kategori ini (elasmobranch, cypriniforms, salmoniforms).
* */Hermaphroditic/* : keungkinan terjadi perubahan kelamin setelah pematangan gonad Simultaneous (satu individu ikan mempnyai dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina). Contoh: rivulus, hamlet, serranus Sequential (ikan mengalami perubahan kelamin dari jantan ke betina, atau sebaliknya)
1. Protandrous (ikan pada awalnya berjenis kelamin betina, kemudian berubah menjadi jantan) + contoh: anemonefishes, lates calcalifer (ikan kakap).
2. Protogynous (jenis kelamin awal betina, kemudian berubah menjadi jantan). contoh: Angelfishes, Ephinephelus sp.
D. Parthenogenetic (egg development occurs without fertilization)
* Gynogenetic: ikan jantan tidak membuahi ikan betina, tetapi hanya mengaktifkan telurnya saja. contoh: Poeciliopsis, Poecilia Formosa (no male contribution, only egg activation)
* Hybridogenetic: ikan jantan membuahi ikan betina pada satu musim pemijahan, tetapi tidak pada musim pemajah berikutnya. contoh: Poeciliopsis (male contribution discarded each generation)
E. Karakteristik jenis kelamin sekunder
* Monomorphic
* Sexually dimorphic
* Polymorphic
F. Persiapan sarang pemijahan
* Tidak membuat sarang, dilakukan oleh ikan yang cenderung meyerakkan (menyebarkan) telurnya ke perairan. contoh: ikan salmon, ikan tawes dan nilem.
* Membuat dan menjaga sarangnya, contoh: ikan gobi, gurami, cichlid (mujahir).
G. Tempat terjadinya pembuahan
* External: pembuahan terjadi diluar tubuh induknya, telur keluar dari tubuh ikan betina kemudian akan disemprot oleh sperma ikan jantan.
* Internal:pembuahan terjadi didalam tubuh ikan betina, ada coetus. contoh:elasmobranch, livebearer
* Buccal (in the mouth): pembuahan terjadi di mulut ikan betina (tapi bukan oral sex lho), telur yang dikeluarkan betina dimasukkan dalam mulutnya kemudian disemprot sperma pejantan tangguh. Biasanya telur yang telah menetas akan tetap berada di mulut induknya selama waktu tertentu. contoh: beberpa jenis cichlids, ikan arwana.
H. Pengasuhan oleh induk
Siapa bilang cuma manusia yang bisa mengasuh anaknya, ikan juga bisa.
* Induk tidak mengasuh anaknya, contoh: sebagian besar species ikan
* Ikan jantan menjaga dan mengasuh anaknya, contoh: ikan cupang (Betta sp.), sea catfishes, greenlings
* Betina mengasuh anaknya:
o Ovipar tanpa pengasuhan pasca pemijahan, contoh: Oreochromis
o Ovovivipar tanpa disertai pengasuhan setelah pemijahan, contoh: rock fishes (Sebastes)
o Vivipar tanpa disertai pengasuhan setelah pemijahan, contoh: elasmobranch, Poecillia
* Pengasuhan bersama ikan jantan dan betina, contoh: discus, cichlasoma
* Bantuan oleh juvenil lainnya: beberapa jeniscichlid Afrika.
Sistem genitalia pada ikan berfungsi untuk melakukan perkembangbiakan. Organ utama pada ikan jantan berupa testis yang nantinya akan menghasilkan spermatozoa. Organ utama pada ikan betina berupa ovarium yang nantinya akan menghasilkan ovum. Ketika gamet jantan yaitu spermatozoa dan gamet betina yaitu ovum bila terjadi pembuahan akan menghasilkan zigot (individu baru) dan terjadi perkembangan embrio di dalam telur.
Karakteristik organ reproduksi pada ikan dibagi menjadi dua yaitu :
1. Primer
Organ reproduksi primer pada ikan jantang berupa gonad yang akan menghasilkan hormon.
2. Sekunder
Organ reproduksi sekunder yaitu :
Organ Tambahan : Saluran reproduksi ( ovipositor, clasper )
Aksesoris : Benuk, ukuran, warna tubuh, dll.
Ciri – ciri testis ikan :
Berpasangan pada coeloem ( Cyclostomata – berdekatan, Elasmobranchia – bersatu pada posterior )
Lonjong, licin, kuat, lebih kecil daripada ovarium.
Terletak pada dinding dorsal bagian tubuh
Tergantung pada dorsal mesenterium (meschorchium)
Warna putih kekuningan dan halus.
Berat dapat mencapai 12 % dari berat tubuh atau lebih.
Tipe testis ikan :
Lobular (Teleostei)
Biasanya tipe ini dimiliki oleh ikan telostei. Gabungan lobul – lobul yang terpisah, kulit luar berupa jaringan fibrious.
Lobul : proses meiosis spermatogonia primer --- spermatozoa.
Tubular (Guppy)
Biasanya tipe ini dimiliki oleh ikan guppy. Merupakan bagian yang berdiri sendiri
Ciri – ciri ovarium ikan :
Berpasangan dalam coeloem (Elasmobranchia --- ovarium kiri tidak tumbuh. Cyclostomata --- ovarium bersatu pada medial)
Bentuk lonjong dan berubah saat matang telur.
Tergantung pada dorsal messenterium (mesovarium).
Berwarna putih sebelum matang, dan berwarna kekuningan pada saat matang.
Berat pada saat matang dapat mencapi 70 % dari berat tubuh.
Tipe ovarium ikan :
Syncronic
Ovarium mengandung oocyte dengan stadia perkembangan yang sama --- berpijah sekali. Contoh: Anguilla (sidat)
Syncronic sebagian
Ovarium mengandung dua populasi oocyte dengan stadia perkembangan yang berbeda --- musim berpijah pendek. Contoh : ikan trout
Asyncronic (Metachrome)
Ovarium mengandung oocyte dengan seluruh perkembangan stadia --- memijah beberapa kali selam musim pemijahan yang lama. Contoh : Oreochromis
Teleostei --- rongga ovarium menyatu dengan oviduct
Teleostei ovipar --- rongga ovarium tempat menampung ovum yang matang.
Proses pembuahan pada elasmobranchii :
Ovum dan ovarium matang (jumlah dan ukuran kuning telur).
Celah vertikal antara lapisan pengikat felciform terbuka pada pleuroperitoneal ke dalam oviduct.
Ovum keluar menuju oviduct dan terjadi pembuahan.
Shell gland pada bagian atas oviduct melapisi ovum.
Jaringan mesotubarium (frontal oviduct) berkembang saat gonad matang.
Ventral oviduct berkembang --- uterus.
Ovum terbuahi berkembang --- embrio.
Pengeluaran anak melalui kloaka.
Organ ciri seksual sekunder tidak berhubungan dengan kegiatan reproduksi. Organ seksual sekunder pada ikan yaitu :
Bentuk tubuh jantan / betina lebih besar.
Buncak pemijahan pada ikan jantan.
Sirip ekor lebih panjang pada ikan jantan.
Warna tubuh lebih cemerlang pada ikan jantan.
Beberapa alat bantu pemijahan pada ikan yaitu :
Gonopodium pada ikan seribu (Lebister reticulatus).
Modifikasi sirip dada heterochir pada Xenodexia untuk memegang gonopodium pada kedudukannya sehingga memudahkan untuk masuk ke oviduct betina.
Sirip perut yang termodifikasi menjadi myxopterygium (clasper) pada elasmobranchii menjamin fertilisasi internal.
Tenaculum (semacam clasper yang terdapat pada bagian atas kepala) pada ikan Chimera.
Ovipositor pada ikan Rhodes dan Careproctus.
(Pisces)
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Untuk meneruskan keturunan tentu saja ikan perlu bereproduksi.
Bagaimana Ikan Bereproduksi?
Pada dunia perikanan, organ dalam pada ikan ini biasa disebut Gonad.
Pada betina memiliki Ovary dan pada jantan memiliki Testis.
Ovary
Ø Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur besar contohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit disbanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas. Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung telur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup.
Ø Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
Ø Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
Testis
Ø Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang urogenital.
Ø Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.
Ø Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Bahian posterior duktus aferen berdilatasi membentukvesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleosteisaluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
Proses fertilisasi/pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan di dalam (internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization). Namun demikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan diluar (external fertilization).
Ikan yang melakukan pembuahan diluar disebut ikan jenis ovipar. Ikan jenis ovipar mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya untuk dibuahi oleh “si jantan”. Proses pembuahan sel telur (oosit) oleh sel sperma berlangsung diluar tubuh ikan dimana sperma memasuki sel telur melalui sebuah lubang yang disebut dengan mikrofil. Umumnya hanya satu sperma yang dapat masuk ke dalam sebuah sel telur. Oosit yang telah dibuahi oleh sel sperma disebut zigot.
Sebaliknya ikan yang melakukan pembuahan di dalam disebut ikan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang biak dengan cara melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina (internal fertilization). Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina, kemudian melahirkan anak yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan yang berkembangbiak secara ovovivipar adalah ikan dari famili Poecilidae, seperti platy, guppy, dan molly. Kelangsungan hidup anakan memang baik, tetapi jumlah anakan yang dihasilkan setiap kelahiran tidak dapat banyak karena daya dukung induk terbatas (seperti pada halnya manusia).
Proses kawinnya ikan didahului dengan pematangan sel-sel telur pada betina dan sel-sel sperma dalam testis pada ikan jantan. Selanjutnya proses kawin (spawning) pada ikan ini berlangsung secara alamiah/insting.
Diketahui ada cara lain dalam perkembangbiakan ikan yang direkayasa oleh manusia. Proses ini disebut “kawin suntik”. Namun proses ini umumnya adalah untuk mematangkan gonad pada ikan yang dirangsang sedemikian rupa sehingga si ikan mudah mengeluarkan telurnya dan mempercepat proses fertilisasi.
Pada sebagian besar ikan, betina dan jantan merupakan individu terpisah. Akan tetapi, pada beberapa famili, seperti Sparidae dan Serrinadae, jantan dan betinanya bisa terdapat pada satu invidu sehinga mereka dapat melakukan pembuahan sendiri. Fenomena ini dikenal sebagai hermaphroditic. Pada hermaphroditic, telur dan sperma sama-sama dihasilkan (baik pada waktu sama, maupun berbeda), selanjutnya mereka kawin dengan jenis hermaprodit lainnya. Pembuahan sendiri secara eksternal bisa terjadi pada ikan hermaphrodit yang akan mengeluarkan telur dan sperma secara simultan. Pada jenis hermaphrodit yang lain pembuahan internal sendiri juga dapat berlangsung.
a. Organ Reproduksi
Organ reproduksi katak jantan berbeda dengan katak betina. Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih-putihan) terletak disebelah atas ginjal. Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggntungnya yang disebut mesovarium.
b. Metamorvosis Katak
Kelompok ampibi misalnya katak, merupakan jenis hewan ovivar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air dengan menyemprotkan sel-sel gametnya keluar tubuh(frandson rd,1992). Setiap ovum yang keluar akan dilapisi selaput telur (membrane vitelin). Sebelumnya ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepsang akan ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovun dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat kantung yang mengembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduknya berkelok-kelok dan bermuara pada kantong kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Seperma yang di hasilkan berjumlah sepasang dan di salirkan kedalam vasdeverens. Vas deveren katak jantan bersatu dengan ureter . Dari vasdeveren sperma lalu bermuara ke kloaka. Setelah terjadi vertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang dibuahi kemudian akan berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivore. Yang kemudian berkembang menjadi insektivora. Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, ekor semakin memendek dan akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorphosis katak selesai.
Sistem Endokrin
-Pengertian sistem endokrin
Sistim endokrin adalah sistem control kelenjar tanpa saluran (ductles) yang menghasilakn hormone yang tersilkurasi ditubuh untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormone bertindak sebagai pembawa pesan dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnnya akan menerjemahkan pesan tersebut menjadi suatu tundakan.
-Beberapa kelenjar endokrin
Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang di sebut hormone. Fungsinya mengatur dam mengontrol fungsi-fingsi tubuh, merangsang baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertumbuhan, mengaktifkan beracam-macam jaringan dan berpengaruh pada tingkah laku mahluk. Pada daar otak terdapat glandula pituitaria, bagian anterior ini pada larvamenghasilkan hormone pertumbuhan. Hormone ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang. Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan hormone yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Bagian tengah akan menghasilkan akan menghasilkan hormone intermedine yang mempunyai pebufon dalam pengaturan kromotofora dalam kulit. Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu hormone yang mengatur paengambilan air. Glandulae piroydea yang terdapat dibelakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormone thyroid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar pancreas menghasilkan hormone insulin yang mengatur metabolisme (memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen) pada permukaan ginjal terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang kerjanya berlawanan dengan insulin(mengubah glikogen menjadi glukosa). (Kastak and Schusterman, 1998).
Sistem Syaraf
Sistem syaraf pada katak terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat tersusun atas otak dan tali spinal. Sedangkan saraf tepi terdiri atas syaraf cranial, syaraf spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh dua membrane yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiameter yang batasan dengan jaringan syaraf
KESIMPULAN
Jenis reproduksi yang terjadi pada vertebrata adalah reproduksi seksual. System reproduksi pada vertebrata secara umum terdiri atas kelenjar kelamin, saluran reproduksi dan kelenjar seks asesori. Hewan yang melakuakan fertilisasi internal dilengkapi dengan organ kopulatoris pada yang jantan.
Organ utama penyusun system reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan gonadnya disebut testis, sedang pada hewan betina disebut ovarium. Pada mamlia jantan dilengkapi dengan adanya kelenjar asesori yang menghasilkan cairan sebagai medium sperma.sedang pada betina terdapat uterus, khusus pada mamlia terdapat 4 macam tipe uterus:
o Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.
o Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang.
o Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang.
o Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga
Radiopoero.1998. Zoologi. Jakarta. Erlangga
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Malang. Dirjen Dikti
Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi UGM
Dikutip Oleh : http://irfaneverhad.blogspot.com/search/label/IPA
About Me
- Unknown