A. Hubungan Antara Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan
Teori-teori
mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan perbedaan
antara perubahan-perubahan kebudayaan. Perbedaan demikian tergantung
dari adanya perbedaan pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan.
Apabila perbedaan perbedaan pengertian tersebut dapat dinyatakan dengan
tegas, maka dengan sendirinya perbedaan antara perubahan-perubahan
sosial dan perubahan-perubahan kebudayaan dapat di jelaskan.
Kingsley Davis berpendapat “bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan”.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu: kesenian,
ilmu pengetahuan, tekhnologi, filsafat, dan sebagainya. Bahkan
perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan dalam organisasi sosial.
Sebagai contoh dikemukakan perubahan pada logat bahasa Aria setelah
terpisah dari induknya. Akan tetapi, perubahan sosial tersebut tidak
mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan tersebut lebih
merupakan perubahan kebudayaan ketimbang kebudayaan sosial(Soerjono
Soekanto,2006: 266).
Sebenarnya
dalam kehidupan sehari-hari, acap kali tidak mudah untuk letak garis
pemisah antara perubahan sosial dan kebudayaan. Hal itu di sebabkan
tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan, dan sebaliknya
tidak ada kebudayaan yang tidak terjelma kedalam suatu masyarakat. Hal
itu mengakibatkan garis pemisah didalam kenyataan hidup antara perubahan
sosial dan kebudayaan lebih sukar lagi untuk di tegaskan. Biasanya
antara kedua gejala itu dapat ditemukan hubungan timbal balik sabagai
sebab dan akibat(Soerjono Soekanto,2006: 268).
B. Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Perubahan Sosial dan kebudayaan dapat dibedakan dapat dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan lambat (evolusi) dan perubahan cepat (revolusi)
2. Perubahan kecil dan perubahan besar
3. Perubahan
yang dikehendaki (intended change) atau perubahan yang direncanakan
(planned change) dan perubahan yang tidak dikehendaki (unintended
change) atau perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change)
(Soerjono Soekanto,2006: 274).
C. Faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Untuk
mempelajari perubahan masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang
melatari terjadinya perubahan tersebut. Pada umumnya bahwa mungkin ada
sumber yang terletak didalam masyarakat itu sendiri dan ada yang
letaknya diluar. Sebab-sebab yang bersumber dari dalam masyarakat itu
sendiri, antara lain:
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
2. Penemuan-penemuan baru
3. Pertentangan (conflict) dalam masyarakat
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi didalam masyarakat itu sendiri
Selain
dari dalam masyarakat sendiri yang melatar belakangi perubahan juga
bisa merupakan faktor dari luar masyarakat, antara lain:
1. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang berada di sekitar manusia
2. Peperangan dengan negara lain
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain(Soerjono Soekanto,2006: 282).
D. Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Penyebab
terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan terbagi menjadi 2 yauitu
faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya sebuah
perubahan. Dan semua akan diterangkad dalam bentuk poin-poin sebagai
berikut:
1. Faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
a) Kontak dengan kebudayaan lain
b) Sistem pendidikan yang maju
c) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan sikap keinginan untuk maju
d) Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang
e) Sistem lapisan masyarakat yang terbuka
f) Penduduk yang heterogen
g) Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
h) Orientasi kemuka
i) Nilai meningkatkan taraf hidup
2. Faktor yang menghambat terjadinya perubahan
a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
b) Pengembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c) Sikap masyarakat yang tradisionalistis
d) Adanya kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat atau vested interest
e) Rasa takut akan terjadi kegoyahaan terhadap integrasi kebudayaan
f) Prasangka terhadap hal-hal baru
g) Hambatan ideoligis
h) Kebiasaan
i) Nilai pasrah(Soerjono Soekanto,2006: 287)
E. Proses-proses Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Didalam proses perubahan sosial dan kebudayaan melalui beberapa tahap tahap yang harus dilalui seperti berikut:
1. Penyesuaian Masyarakat terhadap perubahan
Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (sosial equilibrium)
merupakan keadaan yang diidam-idamkan setiap masyarakat. Keserasian
masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan suatu lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi.
Dalam keadaan demikian, individu secara psikologis merasakan akan adanya
ketentraman karena tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan
nilai-nilai(Soerjono Soekanto,2006: 289).
2. Saluran-saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Saluran saluran perubahansosial dan kebudayaan (averue or chanel of change)
merupakan saluran-saluran yang dilaluioleh suatu proses perubahan.
Umumnya saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan
seterusnya. Lembaga kemasyarakatan tersebut menjadi titik tolak,
tergantung pada cultural focus masyarakat pada suatu masa tertentu.
3. Disorganisasi (disintegrasi) dan Reorganisasi (reintegrasi)
Sebelum
kita mengetehahui arti kedua kata tersebut kita artikan apakah itu
organisasi? Organisasi merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang
merupakan satu kebulatan yang sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Kemudian pengertian dari disorganisasi dan reorganisasi yaitu:
· Disorganisasi
adalah proses berpudarnya norma norma dan nilai dalam masyarakat
dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
· Reorganisasi
adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang baru agar
sesuai dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan.
Reorganisasi dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru
telah melembaga(institusionalized) dalam diri warga. Berhasil tidaknya
proses pelembagaan tersebut dalam masyarakat.
F. Arah Perubahan (Directory Of Change)
Apabila
seseorang mempelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahui kearah
mana perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Hal yang jelas adalah
perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi, setelah
meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu bergerak pada suatu
bentuk yang sama sekali baru, mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk
yang sudah ada didalam waktu yang lampau. Usaha-usaha masyarakat
Indonesia yang bergerak ke arah modernisasi dalam pemerintahan, angkatan
bersenjata, pendidikan, dan industrialisasi yang disertai usaha untuk menemukan kembali kepribadian Indonesia
merupakan contoh kedua arah yang berlangsung pada waktu yang sama dalam
masyarakat kita(Soerjono Soekanto,2006: 300). Contohnya
Dulu
sebelum orang belanda datang ke indonesia masyarakat indonesia sudah
mengenal pendidikan agama melaui padepokan-padepokan atau pondok untuk
belajar agama. Namun setelah Belanda datang sistem pendidikan sekuler
pun mulai ada di Indonesia yaitu memisahkan antara agama dan ilmu. Namun
seiring perkembangan zaman kini banyak perubahan yang terjadi yaitu
banyak berdirinya sekolah-sekolah madrasah yang menyatukan kembali
antara ilmu dan agama.
G. Modernisasi
Proses
modernisasi mencakup proses yang sangat luas. Kadang-kadang
batas-batasnya tak dapat secara mutlak. Namun pada dasarnya modernisasi
mencakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang
tradisional atau pramodern dalam artian teknoplogis serta organisasi
sosial ke arah pola-pola ekonomis dan menjadi ciri negara barat yang
stabil.
Syarat-syarat modernisasi yaitu:
· Cara berfikir ilmiah
· Sistem administrasi negara yang baik
· Adanya sistem pengumpulan data yang terbaik dan teratur
· Penciptaan iklim favorable (menyenangkan, menguntungkan) dari masyarakat
· Tingkat organisasi yang tinggi
· Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan social (social planing)
terima kasih artikel di atas sangat membatu saya dalam menyelesaikan tugas ips saya...
BalasHapusplay free best friv games on friv.im
BalasHapus